Pemakaian Ponsel Ganda Alami Peningkatan

Sunday, November 16, 2008

Suatu survei menyebutkan tren penggunaan nomor seluler serta telepon seluler (ponsel) lebih dari satu di Indonesia terus meningkat. Khairul Ummah, peneliti pada Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, mengungkapkan survei berkala yang dilakukannya dalam 2 tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan kepemilikan nomor ponsel.

"Apabila pada survei pertama responden yang punya nomor lebih dari satu nomor hanya 36%, maka survei kedua turun jadi 28%. Akan tetapi, survei terakhir tahun ini naik lagi menjadi 61%," katanya.

Survei yang dilakukan kepada 133 responden ini dilakukan di Jakarta dan Bandung dengan periode survei pertama pada Februari 2007, survei kedua pada Agustus 2007, dan survei ketiga pada April 2008.

Secara bersamaan, lanjut dia, responden yang telah memiliki dua ponsel dalam kesehariannya sudah mencapai 89%. Sisanya mengaku masih tetap menggunakan satu ponsel miliknya berjenis global system for mobile communication (GSM) itu.

'GSM lebih mahal'

Pengguna dua ponsel rata-rata menggunakan ponsel jenis GSM dan CDMA (code division multiple access), di mana ponsel GSM tetap dominan digunakan baik saat melakukan panggilan maupun menerima pesan singkat SMS.

Secara terperinci, mayoritas ponsel GSM digunakan saat menelepon ke GSM secara on-net ataupun off-net. Bahkan, dalam melakukan panggilan SLI, ponsel itu sudah jadi pilihan utama dibandingkan telepon rumah.

"CDMA digunakan untuk menelepon sesama nomor CDMA, baik interoperator maupun antaroperator. Ponsel ini juga lebih diutamakan saat melakukan panggilan ke telepon rumah," ungkapnya.

Terkait dengan perilaku itu, Sharing Vision mencatat pelanggan yang lebih banyak mengeluarkan anggaran untuk ponsel GSM mencapai 52%, sementara pelanggan yang lebih banyak berbelanja untuk ponsel CDMA sebesar 28%.

Sekalipun demikian, kata Khairul, persepsi masyarakat atas tarif GSM baik untuk menelepon maupun SMS sebenarnya masih sama dengan sebelumnya, yakni dinilai lebih mahal dibandingkan dengan tarif CDMA itu.

"CDMA dinilai lebih murah, baik untuk menelepon maupun kirim SMS. Tapi masyarakat tetap lebih banyak gunakan GSM atas pertimbangan fleksibilitas serta wilayah cakupan layanan," katanya.

Sekalipun terjadi pe-ningkatan ponsel dan nomor, lanjut Khairul, ada catatan yang menarik, yakni anggaran seluler bulanan pelanggan saat ini sebenarnya tidak meningkat pesat diban-dingkan sebelumnya.

Jika survei Agustus 2007 mencatat 69% responden mengeluarkan biaya pulsa Rp100.000-Rp500.000 per bulan, maka survei terakhir mencatat angka 60% untuk jumlah anggaran serupa.

"Meski kepemilikan ponsel dan nomor bertambah, tak berarti anggaran pulsa naik. Sebab, mayoritas responden tidak begitu terpengaruh oleh tarif promo operator, selain adanya proses subsitusi pe-ngeluaran pulsa ke dua nomor," tambah- nya.

1 comments:

The Diary said...

kalo pake Hp yang dual SIM card enak tapi harganya mahal hiks