Blog dan Ojeg...?????

Friday, December 19, 2008



Berawal dari kekecewaan karena persaingan tak sehat di 'Pangkalan ojek' di sekitar wilayah rumahnya, membuat Hasan Ashari memutar otak agar ia dapat tetap bertahan hidup, meski harus tetap sebagai seorang tukang ojek.

Pria yang lebih dikenal oleh para pelanggan ojeknya dengan nama Arman itu, kemudian mencoba menjajakan jasa ojek lewat dunia maya dan menjadikannya sebagai tukang ojek tanpa pangkalan.

"Awalnya saya cuma memasang iklan di iklanbaris.com, lalu seorang pelanggan saya mendorong dan mengajarkan saya untuk membuat blog,? ujar Arman ketika ditemui Okezone Rempoa, Ciputat, Jumat (26/12/2008).

Lewat blog yang beralamat di http://ojekbintaro.blogspot.com, pria kelahiran Jakarta tahun 1976 itu menawarkan jasa antar jemput motor untuk masyarakat di wilayah Bintaro dan sekitarnya.

Arman menuturkan, dirinya mengenal dunia internet ketika ia masih bekerja sebagai seorang Office Boy di perusahaan penyedia jasa Informasi dan Teknologi di Jakarta.

"Saat kerja di sana saya mulai mengenal chatting dan e-mail, di ajarin sama karyawan-karyawan, tapi baru mulai nge-blog baru sebulan ini setelah diajarin sama langganan, bahkan tadinya saya kira blog itu seperti tulisan di microsoft word yang di blok hitam," kata pria yang hanya tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA) tersebut.

Ketika ditanya mengenai keputusannya menjadi seorang tukang ojek Arman mengisahkan, saat di PHK dari tempatnya bekerja enam tahun lalu, ia sempat bingung untuk mencari pekerjaan lain. Faktor usia dinilainya menjadi kendala untuk mencari pekerjaan lagi, sebab itu ia pun memutuskan untuk menjadi seorang tukang ojek di wilayah Rempoa. Meskipun menjadi tukang ojek, tapi ia berupaya dan berusaha keras untuk meninggalkan stereotip tentang tukang ojek yang kumal, ngasal, dan tidak tertib.

"Apa salahnya saya menjadi tukang ojek yang rapi dan tertib, yang penting adalah mengantarkan penumpang selamat sampai tujuan," kata Arman yang saat itu mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru dengan celana bahan berwarna hitam. Jika dilihat dari penampilannya, Arman memang lebih tampak seperti pegawai kantoran ketimbang sebagai tukang ojek, apalagi ditambah dengan aroma parfum yang ia gunakan.

Arman melanjutkan, pertama kali mangkal setahun yang lalu, ia langsung mendapatkan 'terapi kejut' dari sesama pengojek di pangkalan rumahnya. "Mereka sering menyindir jika saya dapat penumpang lebih banyak atau langganan memilih saya,? kata Arman sambil membalas pesan singkat dari seorang pelanggan yang meminta menjemputnya di Bintaro sektor 9

Sindiran-sindiran dan tekanan dari rekan satu pangkalan membuatnya untuk hengkang dari tempat tersebut. Namun, Arman tetap melayani para pelanggan setianya lewat sms atau telepon tanpa harus berada di pangkalan.

"Sekarang saya jadi tukang ojek panggilan saja, toh penumpang saya tetap ada bahkan sejak ada blog meningkat," ujar Arman. Berkat Blog, Arman yang dulunya berpenghasilan sekira Rp70 hingga 80 ribu kini meningkat sekira 20 persen.

Mengenai tarif, Arman mengatakan sangat relatif tergantung pada jarak tempuh. Untuk jarak Bintaro-Sudirman misalnya, ia memberikan tarif sebesar Rp25 ribu. Tariff itu diklaimnya lebih murah Rp.5000 dibandingkan dengan pengojek lain.

"Kalau soal tarif bingung juga, kalau langganan biasanya di kasih berapa aja saya terima, tapi tetap saja ada penumpang yang bilang tarif yang saya berikan terlalu mahal," kata pria yang masih lajang itu.

Menurut Arman, tarif juga sangat tergantung dengan pelayanan yang diberikan kepada penumpang. Banyak penumpang yang rela membayar lebih jika pelayanan yang diberikan, seperti cara membawa motor di jalan tidak ugal-ugalan atau ketepatan waktu.

"Selama ini sih belum ada yang mengeluh, saya sangat mengutamakan keselamatan," katanya.

Arman menyatakan, rencana terdekatnya setelah mempromosikan diri lewat media blog dan iklan baris adalah mencoba lebih mengenalkan blognya kepada para penumpang lewat stiker bertuliskan www.ojegbintaro.blogspot.com.

0 comments: