Fenomena Blog

Thursday, December 18, 2008

Perkembangan teknologi informasi selalu menciptakan inovasi baru dalam proses komunikasi, seperti yang belakangan menjadi fenomena yakni blog.

"Blog yang merupakan sebutan singkat untuk istilah webblog adalah halaman atau lampiran informasi tentang suatu hal yang merupakan pikiran atau catatan pribadi seseorang di mana sudut pandang materinya merupakan subjektivisme si pemilik blog," kata Setyo Widodo SS, seorang pengamat sosial dan praktisi komputer di Semarang, Kamis.

Blog merupakan wadah menyalurkan informasi/opini secara tertulis melalui media komunikasi elektronik berbentuk internet. blog lebih menekankan pada aspek isi dan mengedepankan kesamaan tema sehingga blog bersifat segmented dan eksklusif, jelas Setyo.

"Tak dapat dipungkiri blog pun menjadi perkara wajib untuk mereka yang disebut generasi net. Generasi yang berkembang bersama teknologi. Namun, jika seseorang ingin membuat blog harus didasari pada beberapa pertimbangan," katanya.

Pertama, calon blogger (pengguna blog) harus mengenal dan mengetahui blog itu sendiri, bagaimana wujud dan kegunaannya serta efektivitasnya bagi kebutuhan dan bidang yang ditekuni. Kedua, harus mempunyai kemampuan memberi informasi atau paling tidak memiliki pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Blog memiliki nilai positif yakni pertukaran informasi kepada orang yang tepat dan membutuhkan informasi tersebut. Tidak jarang hubungan yang dibina menjadi cikal sebuah komunitas sosial baru.

Tapi sebaliknya, Setyo menambahkan, demam blog bisa menjadi dampak negatif teknologi. Hal itu bisa terjadi jika pemilik blog hanya bermodal ikut-ikutan.

Esensi dan tujuan membuat blog melenceng karena blogger hanya ingin memiliki blog tapi tidak mampu menjalankannya. Sehingga isi blog menjadi apa adanya, menciptakan kesan asal-asalan dan tidak bermutu.

"Seperti yang terjadi beberapa minggu terakhir, terdapat sebuah blog yang berisi tentang isu bernuansa SARA. Blog yang mengatasnamakan identitas kelompok tertentu menyajikan informasi berupa penghinaan dan pelecehan terhadap agama tertentu. Hal ini akan berpotensi menjadi sumber konflik dan mengganggu hubungan sosial kedua belah pihak," katanya menegaskan.

Sementara itu Harry Sapto, mantan Wasekjen internal Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) mengatakan, komunikasi melalui media komputer/internet bersifat masif, semua orang dapat mengaksesnya.

Komunikasi interpersonal di blog menunjukkan adanya keterbukaan yang kadang sulit ditemui di dunia nyata. Apalagi keterbukaan diri tersebut banyak yang bersifat anonim (menggunakan nama samaran). Sebab interaksi hanya berkisar pada isi bukan relasi, seorang lebih bebas mengungkapkan idenya, kata Harry menjelaskan.

"Orang-orang yang seperti inilah yang memanfaatkan blog untuk berpendapat sampai pada tahap sevulgar mungkin. Jadi harus tidaknya seseorang memiliki blog berpulang pada kebutuhan, kemampuan dan kesadaran memanfaatkan perkembangan teknologi untuk suatu yang positif yakni sebagai media memperoleh dan berbagi informasi yang berkualitas," katanya menegaskan.

0 comments: