Perbankan Juga Rentan Virus..????

Monday, December 22, 2008



Seperti perusahaan lain, jaringan komputer perbankan juga rawan terhadap serangan virus. Kebiasaan penggunaan USB flash dan membuka email secara sembarang, bisa menjadi jalan penyebaran virus. Apakah data nasabah bisa aman?

Wakil Presiden e-Business Citibank Rudy Hamdani mengatakan, sulit bagi virus bisa menyebar di jaringan perbankan. Pengamanan jaringan komputer di perbankan berbeda dan lebih secure karena ada data-data nasabah yang harus dilindungi.

“Kecil sekali kemungkinan virus bisa menyebar. Sepertinya tidak pernah kita mendengar ada laporan bank yang menjadi korban virus,” katanya kemarin di Jakarta.

Untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus, perbankan menjalin kerjasama dengan perusahaan antivirus besar. Agar terus bisa mengenali ancaman virus terbaru, antivirus selalu diupdate dan didistribusikan keseluruh komputer secara otomatis.

Mengenai kemungkinan virus lokal lebih sulit dikenali, karena perusahaan antivirus besar tidak memiliki laboratorium di Indonesia, Rudy membantahnya. Menurutnya, program antivirus tidak mengenal istilah virus lokal atau bukan lokal. Dalam mengenali ancaman terbaru, antivirus bisa mendeteksinya dengan berbagai cara sehingga bisa diketahui sebagai ancaman virus atau bukan.

Untuk mengantisipasi agar virus tidak menyebar melalui USB flash disk, bank biasanya tidak mengijinkan pegawainya menggunakan media penyimpanan itu. Termasuk perangkat lain semacam iPod dan pemutar MP3 lain, juga tidak diijinkan untuk digunakan.

Colokan USB pada komputer juga dilock. “Komputer juga tidak memiliki CD ROM, jika akan menggunakan CR ROM harus lewat server, semuanya terpusat. Untuk install sesuatu juga harus melalui server,” kata Rudy.

Menurut Rudy yang lebih mengkhawatirkan adalah ancaman virus melalui email. Oleh karena itu tidak semua email bisa masuk ke server korporat milik perbankan. Email yang datang akan mengalami pemeriksaan ketat secara bertahap. Jika pengirim email tidak valid otomatis akan direject.

Sedangkan email yang mengandung attachment akan melalui proses scanning oleh antivirus. Jika ada virus, akan dihilangkan sedangkan beberapa tipe attachment yang berpotensi menimbulkan ancaman tidak diijinkan masuk ke server perusahaan.

Rudy mengatakan sangat kecil kemungkinaan virus bisa ditularkan melalui kartu ATM. Kartu ATM yang dikeluarkan perbankan sangat secure sulit dimodifikasi. Pengaman mesin ATM juga sangat ketat. Semisal kabel komputer dilepas, ATM bisa langsung terkunci.

Kemungkinan virus ditanamkan saat memasukkan uang ke ATM, juga kecil. Petugas pengisi uang di ATM, memiliki akses sangat terbatas. “Petugas tidak memiliki akses ke sistem. Menu yang diberikan hanya terbatas, kalau mencoba membongkar tanpa prosedur, maka ATM bisa mengunci diri,” katanya.

CEO perusahaan keamanan Vaksin.com Alfons Tanujaya mengatakan masalah virus kian menjadi perhatian di perusahaan besar. Alfons menghitung, salah satu pengeluaran utama sektor TI perusahaan adalah untuk security. “Antivirus merupakan peringkat utama dalam belanja security perusahaan,” katanya.

Untuk ke depannya, Alfons mengatakan akan terjadi peningkatan yang signifikan dalam penggunaan antivirus resmi. Hal ini dipicu oleh turunnya harga antivirus original.

“Harusnya perkembangan tiap tahun meningkat seiring dengan peningkatan penjualan PC (personal computer) baru. Malahan seharusnya lebih tinggi dari penambahan PC baru, karena ada perpanjangan pengguna tahun sebelumnya,” timpalnya.

Alfons mengatakan, virus yang memanfaatkan USB flash disk akan terus populer dan menduduki peringkat pertama sebagai sarana penyebaran virus. Malah di luar negeri trend virus juga mulai memanfaatkan USB flash disk. Termasuk fitur autorun, secara otomatis menjalankan virus setiap kali flash disk dicolokkan ke komputer.

Penyebaran virus lokal terhitung tinggi. Rata-rata, Vaksin.com tiap bulan menerima 100 varian virus lokal baru. Kerusakan yang diakibatkan oleh virus lokal ini bervariasi. Namun penyebaran virus lokal cenderung terbatas karena tidak banyak yang memanfaatkan internet.

0 comments: