Ponsel Mahal Masih Dicari

Friday, December 19, 2008



Situasi krisis tidak menyebabkan penjualan ponsel mahal menjadi terpuruk. Alhasil, produsen ponsel yang membidik pasar kalangan berkelas terus berekspansi mengeluarkan produk baru. Krisis jalan terus tapi ponsel mahal terus dicari.

Country Manager HTC Indonesia Agus Sugiharto mengatakan, meskipun kondisi kurang mendukung, tetapi perusahaannya tetap meluncurkan produk baru di jajaran Touch. Produk yang masuk dalam kategori high end ini, dijual dengan kisaran Rp 11 juta.

HTC optimis, harga ponsel setinggi itu akan mendapat respon positif dari konsumen. Agus memberi dua alasan. Pertama, konsumen yang dituju produk HTC kurang terkena dampak krisis moneter. Selain itu pembeli handphone high end, bukan untuk kebutuhan, tapi lebih ke gengsi. “Kalau buat gengsi, biar mahal tetap dibeli,” tegas Agus di Jakarta, kemarin.

Ia menjelaskan, konsumen produk high end beda dengan low end. Konsumen di kalangan bawah masih mempertimbangkan kebutuhan pokok. Tapi kelas atas atau high end berbeda, meskipun sudah memiliki ponsel mahal, tetapi masih membeli ponsel yang berbeda.

“Seperti dalam berinvestasi tidak di satu tempat saja. Ada yang disimpan di deposito dan ada yang diinvestasikan ke tempat lain,” jelasnya. Kondisi sulit, tidak menyebabkan pergeseran ke handphone lebih murah.

Menurut Agus, konsumen kelas atas dari sisi permintaan relatif stabil. Pembeli ponsel high end, tetap itu-itu saja. Selain itu, pembeli ponsel high end terkumpul di kota besar saja.

Sebanyak 90% penjualan ponsel high end diserap pasar replacement. Artinya, konsumen yang sudah memiliki produk hig end bisa membeli ponsel baru lagi. Sedangkan konsumen yang melakukan upgrade ke ponsel lebih mahal hanya sedikit. Sekitar 10% saja.

Agus menjelaskan, distribusi ponsel kelas atas biasanya dilakukan melalui tiga sektor. Jalur tradisional dilakukan melalui pusat penjualan ponsel atau gerai-gerai ponsel lain. Ponsel juga didistribusikan di hypermarket seperti ditemui di Carrefour.

Selain itu, beda dengan ponsel biasa, ponsel high end juga bisa dipasarkan lewat gerai TI. “IT shop siap mendistribusikan ponsel high end. Selama ini PDA outlet juga sekaligus penyalur ponsel high class,” timpalnya.

Selain itu, HTC juga melakukan pemasaran bisnis to bisnis (B2B) langsung ke perusahaan-perusahaan. Kontribusi dari B2B ini mencapai 10% penjualan, tapi penjualan terbesar masih dari sektor ritel.

Agus mengatakan produk HTC dipasarkan dengan kurs lama. HTC memiliki dua produk fast moving dan slow moving. Kedua kategori produk ini saling memberikan subsidi silang. Hasilnya harga relatif tidak naik, karena stok masih dengan kurs lama.

Hingga kini HTC baru memiliki enam model. Dua di antaranya merupakan kategori fast moving. Agus mengatakan jumlah ponsel di kelas high end memang terbatas.

Peluncuran ponsel baru di kelas atas ini harus memperhatikan fitur yang benar-benar baru. Karena konsumen membeli karena gengsi, fitur yang disukai sejauh ini bersifat entertainment. Semacam multimedia, mendengarkan musik atau mengambil foto.

0 comments: